Bahaya Dehidrasi pada Anak dan Penanganannya

Jakarta – Pada petang hari ini, PT Johnson & Johnson Indonesia kembali mengedukasi para orangtua Indonesia melalui salah satu produk unggulan JOHNSON’S. Dengan menyelenggarakan sesi ke-empat dari JOHNSON’S Parent Club Expert Class. Sesi kali ini menghadirkan pakar kesehatan, Dr dr Ariani Dewi Widodo, SpA(K) dan Rahma Umayya yang memandu sesi diskusi yang bertemakan bahaya dehidrasi pada anak dan penaganannya

Air atau cairan memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Pada tubuh manusia, air atau cairan memiliki berbagai fungsi yang membantu agar organ – organ dapat bekerja dengan baik. Beberapa fungsi utama dari air atau cairan pada tubuh manusia yaitu membantu untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel pada tubuh manusia. Air juga dibutuhkan untuk proses pernafasan; mengatur suhu tubuh; membantu proses ekskresi melalui keringat, urin, dan feses; dan membantu fungsi dan perkembangan otak. 

Kandungan air pada tubuh manusia di setiap rentang usia berbeda – beda. Manusia dewasa mengandung sekitar 60% cairan dari keseluruhan berat badannya. Sementara 75% dari keseluruhan berat badan bayi adalah air, dan 65% dari berat badan anak adalah air. Begitu juga kebutuhan setiap orang akan air atau cairan juga berbeda – beda, tergantung pada usia dan aktivitasnya. Anak yang berada pada rentang usia 2-3 tahun membutuhkan sebanyak 1,3 liter cairan per harinya. Sementara pada usia 4-8 tahun membutuhkan 1,4 – 1,6 liter cairan perharinya. 

Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnsons & Johnson mengatakan, “Selama masa pandemi COVID-19, kami ingin semua orangtua Indonesia untuk tetap produktif dan mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi mereka. Maka dari itu, sebagai salah satu perusahaan perawatan kesehatan global yang berfokus kepada kesehatan ibu dan anak. Kami akan terus melakukan berbagai inisiatif yang dapat mengedukasi orangtua Indonesia. Pada sesi kali ini, kami ingin mengingatkan kembali orangtua Indonesia bahwa penting untuk memperhatikan asupan cairan sehingga anak tetap terhidrasi.” 

Bahaya Dehidrasi Pada Anak

Kurangnya asupan air/cairan yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya total body water yang disebut dengan dehidrasi. Yang menyebabkan terganggunya performa fisik kognitif, konstipasi, gangguan pada fungsi ginjal, menyebabkan sinkop dan hipotensi ortostatik, pencetus terjadinya sakit kepala dan migrain, kelenturan kulit akan menurun dan kulit menjadi kering. Anak pada umumnya cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi daripada orang dewasa dan lebih mengandung bahaya. Pada anak, dehidrasi paling sering terjadi akibat infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan diare ataupun muntah yang mengandung bahaya.

Dr dr Ariani Dewi Widodo, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan menjelaskan, “Dehidrasi terdiri atas dehidrasi derajat ringan-sedang dan dehidrasi berat. Keduanya memiliki gejala dan tanda yang berbeda sesuai derajat dehidrasinya. Gejala dehidrasi pada anak yang dapat dilihat oleh orangtua di rumah antara lain ubun-ubun cekung pada bayi, buang air kecil sedikit dan pekat atau tidak ada sama sekali, air mata tidak keluar, dan tampak kehausan yang berisiko bahaya.”

Bahaya dehidrasi pada anak
Bahaya dehidrasi pada anak

Selain kehilangan air/cairan, dehidrasi juga menyebabkan seseorang kehilangan elektrolit (Na,K,Cl). Dan dehidrasi menyebabkan tubuh paling sering kehilangan natrium dan kalium yang berfungsi untuk membantu fungsi otot dan saraf, menyeimbangkan elektrolit di dalam tubuh manusia, menjaga pertumbuhan tubuh yang normal, dan mengontrol keseimbangan asam-basa tubuh maupun menjaga kesehatan jantung. 

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak, maka orangtua harus lebih memperhatikan lagi asupan air/cairan pada anak. Minum dan mengonsumsi makanan yang kadar airnya tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran merupakan salah satu cara untuk menjaga anak agar tetap terhidrasi. Selain saat cuaca panas dan sedang beraktivitas ataupun bermain, air putih sendiri dapat diberikan secara rutin kepada anak pada pagi hari untuk membantu mengaktifkan organ dalam; 30 – 60 menit sebelum makan untuk membantu proses pencernaan; sebelum mandi untuk menurunkan tekanan darah; dan sebelum tidur. 

Penanganan

“Penanganan pertama dehidrasi pada anak adalah dengan memberikan cairan, dan untuk dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit diberikan Cairan Rehidrasi Oral (CRO) yang biasanya dikenal sebagai oralit. Tahun 2005, WHO merekomendasikan penggunaan CRO osmolaritas rendah (245 mOsm/L) untuk menggantikan versi oralit sebelumnya (311 mOsm/L). Selain osmolaritas, faktor lain yang juga penting dalam keberhasilan pemberian oralit pada anak adalah volume, frekuensi pemberian, dan rasanya. Selalu perhatikan jumlah total asupan cairan harian anak agar mereka tetap terhidrasi,” jelas Dr Ariani. 

Melihat kebutuhan akan minuman berasa yang dapat membantu menjaga anak agar tetap terhidrasi, PT Johnson & Johnson juga berinovasi melalui salah satu produknya, Vivity R-Hidrate. Vivity R-Hidrate sendiri tersedia dalam kemasan yang praktis dengan perlindungan enam lapis pada kemasan kotaknya serta memiliki rasa enak, terdiri dari apel dan jeruk yang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan, baik anak – anak, maupun orang dewasa. Dengan mengonsumsi Vivity R-Hidrate, maka dapat membantu tubuh untuk menyerap air lebih maksimal. (antotehe)

AntoTehe

Satu komentar di “Bahaya Dehidrasi pada Anak dan Penanganannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas